Senin, Desember 04, 2006

Standarisasi Obat: masih ikutan

Mau tidak mau masih ikutan mbantu temen-temen di Rawat Inap Palaran, maksudnya bukan terpaksa lho, ... panggilan nurani.
Dua pekan ke depan, mungkin aktifitas nge-Blogs sedikit berkurang, senin sampai sabtu evaluasi pemakaian obat selama tahun 2006 plus pembanding dua rentang waktu semester 1-2 dan pembanding realisasi pemakaian obat dengan indikasi berdasarkan Protap. Seminggu berikutnya evaluasi aspek terkait lainnya.

Seperti tahun lalu, kegiatan ini sedikit makan waktu walaupun untuk evaluasi indikasi medis memakai random sampel (tapi tidak seperti statistik yang pakai t-pare dll) secara sederhana, hanya proporsi doang.


Secara garis besar, kami lakukan tatacara sederhana evaluasi standarisasi obat untuk update standarisasi obat 6 bulan hingga 1 tahun mendatang sebagai berikut:

  • Pertama, menginventarisir obat-obat yang paling sering dipakai secara berurutan (rangking), obat jarang dipakai tetapi harus ready dan obat tidak pernah dipakai tetapi juga harus ready. (untuk obat mendekati masa kadaluwarsa kurang 6 bulan bisa retur, so tidak masuk dalam item penilaian)
  • Kedua, menghitung obat hilang (kami memakai istilah sarkastis ini hanya sebagai self assessment), dan menelusuri kemungkinan faktor-faktor penyebab ketidak sesuaian antara stok obat dan pemakaian. Instrumen bantu: faktur, rekap pemakaian, rekap obat masuk, sisa stok dan neraca dana obat.
  • Ketiga, membandingkan obat keluar dan kunjungan bulanan dengan grafik linier block, membandingkan pemakaian obat semester satu dan dua, membandingkan dana pengeluaran dan pemasukan obat.
  • Keempat, membandingkan pemakaian obat beberapa kasus terbanyak dengan protap secara acak. Hal ini kami lakukan sebagai penilaian terhadap kepatuhan menggunakan protap sekaligus upaya update protap bila sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan aplikasi medis terkini.
  • Kelima, menilai rata-rata rentang waktu antara tanggal order dan tanggal pengiriman obat. Mengingat belanja rata-rata obat sekitar seminggu sekali secara swakelola dengan pembayaran cash, penilaian ini menjadi krusial. Akibatnya bukan tidak mungkin terjadi punish terhadap PBF. Bagi PBF yang mengirim obat lebih seminggu dengan ketersediaan obat relatif mudah, maka kami akan melakukan penghentian pesanan, bila alasan keterlambatan tidak bisa diterima akal sehat. Kecuali bila ada kendala di apotik sebagai institusi yang berkompeten dalam pengeluaran obat.
  • Keenam, membuat ringkasan rangkuman hasil evaluasi, lalu membuat pemetaan sistem pengelolaan obat dan menyusun draft standarisasi obat tahun 2007.
  • Ketujuh, membuat paparan standarisasi obat tahun 2007 dalam bentuk multimedia menggunakan Flash dan eBook .... selesai.

Itulah gambaran singkat langkah-langkah yang rutin kami lakukan guna menunjang upaya pelayanan berkualitas. Dan untuk neraca keuangan pengelolaan obat, termasuk laba, resource serta rancangan pengelolaan obat kedepan akan kami posting secara khusus (kalo ngga lupa ... hehehe)

Beruntung kami sudah menggunakan eBook sebagai interface, sedangkan entry data dulunya menggunakan excell (memakai formula vlook-hlook) dan sejak Agustus 2006 mencoba mySQL (yang ini ngongkoskan plus pelatihannya senilai 2,5 juta rupiah, garansi seumur hidupnya yang bikin, dengan sumber dana jasa puskesmas: lihat bab perda).
:)
link terkait: perda tarip Puskesmas Rawat Inap Palaran

Tidak ada komentar: